bojonegoro fakta news
Harga cabe di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dalam dua pekan terakhir terus melonjak. Bahkan di sejumlah pasar tradisional, kenaikan harga cabe terjadi hamper setiap hari.
Berdasarkan pantauan Tempo di Pasar Besar Bojonegoro, Sabtu (25/12), harga cabe keriting mencapai Rp 62.500 per kilogram. Padahal tiga hari sebelumnya Rp 60.000 per kilogram. Bahkan dua pekan sebelumnya Rp 40.000 per kilogram setelah mengalami kenaikan dari Rp 22.500 per kilogram.
Jenis cabe lainnya, seperti cabe rawit hijau naik dari Rp 20.000 per kilogram menjadi Rp 40.000 per kilogram. Adapun cabe merah besar naik menjadi Rp 30.000 dari harga sebelumnya Rp 15.000 per kilogram.
Salah seorang pedagang di Pasar Besar Bojonegoro, Aminah, mengatakan lonjakan harga cabe karena jumlah kebutuhan dan suplai yang tidak sebanding. “Kiriman yang kami dapatkan terbatas karena lahan penanaman cabe yang berkurang,” katanya kepada Tempo.
Dari data yang dihimpun Tempo, para petani di kawasan yang selama ini merupakan sentra penanaman cabe, mengalihkan penggunaan lahannya untuk menanam padi bersamaan dengan intensitas hujan yang makin tinggi.
Kawasan yang menjadi sentra penanaman cabe tersebar di beberapa wilayah. Areal terluas di antaranya di Kecamatan Ngraho, Temayang, Kepoh Baru, serta Kecamatan Sukosewu. Namun, dalam tiga bulan terakhir, para tenai cabe di daerah tersebut menanami lahannya dengan padi.
Harga cabe yang terus melonjak dikeluhkan para pembeli. Apalagi para pedagang membatasi jumlah minimal yang harus dibeli. “Kami harus beli sedikitnya setengah ons, yakni sekitar Rp 3.000. Kalau tidak, ya, tidak mau dilayani,” ujar seorang ibu warga Kelurahan Klangon, Bojonegoro.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Subekti membenarkan terjadinya pengurangan luas lahan tanaman cabe. Dia menyebutkan, sebelumya lahan cabe rawit 211 hektare dan cabe besar 126 hektare. Saat ini menjadi sekitar 150 hingga 170 hektare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar