Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Nganjuk bertekad untuk memantapkan sinergi dengan mitra kerja untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Demikian yang disampaikan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Nganjuk Ana Sumarlan dalam acara Tasyakuran HUT Ke-11 DWP Kabupaten Nganjuk yang digelar di Ruang Rapat Anjuk ladang Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada Kamis, 6 Januari 2011.
Selain para pengurus dan anggotanya acara tersebut dihadiri oleh penasehat DWP Nganjuk Ny Nur Abidah Abdul Wachid Badrus, Sekretaris Daerah Drs Sumarlan, MSi, Asisten Administrasi Umum, Inspektur Daerah, Camat Nganjuk dan Kabag Umum Setda Kab Nganjuk.
Ana Sumarlan dalam sabutannya yang membacakan sambutan Ketua Dharma Wanita Persatuan Pusat menyatakan bahwa sejak tahun 1999 pada saat Munaslub Dharma Wanita, telah disepakati organisasi yang semula bernama Dharma Wanita menjadi Dharma Wanita Persatuan (DWP). Sudah 11 tahun lamanya, organisasi kemasyarakatan ini turut berkiprah mengambil bagian dalam upaya membangun bangsa, khususnya kaum perempuan dan anak. Berbagai macam kegiatan dilakukan baik untuk meningkatkan wawasan maupun kerja nyata yang dirasakan manfaatnya oleh anggota dan keluarga, serta masyarakat sekitar sampai pada akar rumput.
Kita sama-sama menyadari bahwa selama 11 (sebelas) tahun menjalankan roda organisasi tidaklah mudah, banyak suka dan duka dialami dalam mengayomi anggota DWP yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, namun suka dan duka tersebut justru membuat Dharma Wanita Persatuan semakin dewasa dan solid mempersatukan istri-istri PNS yang berada di tingkat Pusat sampai ke daerah wilayah Republik Indonesia.
Para pengurus disemua tingkatan dengan semangat yang tinggi berjuang mempertahankan agar Dharma Wanita Persatuan tetap eksis dan diakui keberadaanya ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Untuk meningkatkan kegiatan yang berkualitas, diupayakan menyusun program kerja yang efisien dan efektif sesuai kebutuhan anggota dan kondisi setempat, khususnya kegiatan untuk kaum perempuan dan anak.
Menurut Ana Apabila kita melihat kemasa depan, tugas bangsa adalah membangun masyarakat sejahtera, berarti kita semua mempunyai kewajiban dan tanggungjawab di bidangnya masing-masing. Untuk menyatukan visi dan misi dalam pencapaian masyarakat sejahtera, telah disepakati bersama antara Perserikatan Bangsa-bangsa dangan 182 negara anggota PBB. Untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri dari 8 (delapan) butir yaitu; 1) Eradikasi kemiskinan dan kelaparan 2) Pendidikan 3) Gender 4) Penurunan angka kematian anak 5) Penurunan angka kematian ibu 6) Terhindarnya dari penyakit menular (TBC, malaria, dan HIV/AIDs) 7) Lingkungan, dan 8) Mitra kerja
Kedelapan butir MDGs tersebut ditetapkan sebagai indikator untuk pencapaian target yang harus direalisasikan oleh setiap negara anggota pada tahun 2015. Kalau kita perhatikan lebih seksama butir-butir MDGs, terlihat adanya tekad atau keinginan untuk membangun manusia yang berkualitas; sumber daya manusia yang berkualitas perlu dicapai agar negara kita mempunyai masyarakat atau penduduk yang diakui sebagai aset bangsa bukan sebagai beban bangsa. Untuk itu diperlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat dengan langkah yang tepat.
“Tujuan Pembangunan Millenium Goals (MDGs) pada hakekatnya adalah merupakan sebuah terobosan untuk memutus lingkaran kemiskinan bangsa, agar terwujud masyarakat madani yang sejahtera. Dalam hal ini diperlukan sebagai 2 (dua) daya ungkit yaitu, gizi (pengertian tentang nutrisi ) dan sosok ibu. Dari seorang perempuan lahir generasi penerus yang akan menjadi generasi muda yang tangguh dan berkualitas. Oleh karena itu perlu disadari peran serta posisi strategis seorang perempuan selaku aset pembangunan untuk mengubah prilaku bangsa menjadi sumber daya manusia yang lebih baik dan berkualitas. Ini memerlukan suatu langkah nyata untuk memaksimalkan pemberdayaan perempuan dan peningkatan kualitas perempuan.” lamjutnya.
Ana menegaskan bahwa Dalam era tehnologi tinggi saat ini, perempuan pun perlu diperkenalkan kepada dunia hi-tech; kemudahan teknologi dapat menjadi salah satu pendorong untuk menambah daya ungkit perempuan di dalam lingkup lingkungan yang lebih luas, di luar lingkungan keluarga. Penguasaan tehnologi yang baik, secara intuitif perempuan akan menggabungkan hi-tech dengan hi-touch dimana touch atau sentuhan adalah salah satu karakter terkuat dalam kepribadian perempuan untuk menghadapi berbagai tugas yang dijalankannya.
Intuisi yang tajam dapat digunakan untuk mengembangkan diri dan merubah tantangan menjadi keuntungan dan kesempatan atau peluang bagi dirinya.
Hal ini adalah langkah nyata yang diambil oleh Dharma Wanita Persatuan untuk menambah daya ungkit dalam mewujudkan impian menjadi pembawa inspirasi dan perubahan. ”Perempuan, dengan membuka hati, kita buka pintu dunia”
Mengakhiri sambutannya Ana berharap, ”Melalui HUT ke 11, Dharma Wanita Persatuan bersinergi dengan mitra kerja menjadi inspirasi pembaharuan” sangatlah tepat untuk mencapai target kuantitatif Tujuan Pembangunan Millenium dalam jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang di Indonesia bahkan diseluruh dunia. Agar maksud tersebut dapat tercapai, maka seluruh pemangku kepentingan dituntut untuk berpartisipasi aktif, berkolaborasi, dan bersinergi dengan berbagai pihak secara harmonis.
Dalam ruang lingkup nasional perlu diingat bahwa kesejahteraan masyarakat dapat terwujud, apabila dilakukan gerakan intervensi yang pada akhirnya dapat memutus rantai lingkaran kemiskinan. Hal ini dapat terlaksana, apabila partisipasi aktif masyarakat madani telah disadari dan menjadi suatu hal yang mutlak yang tidak dapat dielakkan atau ditunda. Dharma Wanita Persatuan dapat saling berbagi pengetahuan untuk mencetuskan, menggerakkan, membagi dan memberikan inspirasi melalui gerakan-gerakan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Sebagai penggerak Dharma Wanita Persatuan menambah daya ungkit perempuan untuk mewujudkan impian dirinya menjadi pembawa inspirasi dalam mencerdaskan bangsa menuju kesejahteraan.
Sementara itu Nur Abidah mewakili Ketua Penasehat Ita Taufiqurrahman menyampaikan pesan kepada para anggota dan pengurus DWP Kabupaten Nganjuk untuk senantiasa menjadi bekerja sama dengan instansi terkait untuk meraih apa yang telah ditetapkan.
Sedangkan Sekretaris Daerah Kabupaten Nganjuk, Sumarlan, menegaskan bahwa ada beberapa hal penting kiprah DWP di Indonesia, antara lain DWP dan mitra kerjanya Korpri ketika orde baru, organisasi ini penuh intervensi dengan kepentingan politik, namun setelah orde reformasi berhasil menunjukkan jati dirinya masing-masing dan mampu bekerjasama terlepas dari kepentingan politik praktis. Dalam meningkatkan kinerjanya DWP dan Korpri memperkuat sinergi dalam berbagai bidang untuk turut serta mensukseskan kesejahtaraan anggotanya.
“Ke depan mudah-mudahan kerjasama yang telah terjalin selama ini akan semakin mantap agar sinergitas dan netralitas DWP-KORPRI tetap terjaga untuk tetap berpartisipasi dalam pembangunan nasional” tandas Sumarlan.
Acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah lomba cerdas cermat dan fashion show dalam rangka HUT Ke-11 DWP serta pemberian cinderamata kepada mantan ketua DWP SKPD di Pemkab Nganjuk.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar