SELAMAT DATANG DI BLOGER KORAN MINGGUAN METRO X-TRIM PANCEN TENAN TABLOIDE WONG JAWA TIMUR NYEL

Liputan Daerah



Angkat Produk Lokal, Bangun Desa Wisata
Angkat Produk Lokal, Bangun Desa Wisata  .dengan inspektur upacara,PJ Bupati Jember, Teddy Zarkasi.dengan dihadiri oleh Ketua DPRD,Muspida,Kepala SKPD,jajaran TNI dan Polres Jember,Camat,.dan ormas Selasa ( 28/12).kemudian PJ Bupati di dampingi oleh Komandan Kodim 0824, Kapolres, serta jajaran kesatun TNI langsung mengadakan peninjauan pasukan apel dan POSKO bencana, PMI,ORARI, motor raung camp.
PJ Bupati Jember, Teddy Zarkasi dalam sambutannya mengatakan dengan di gelarnya apel siap kesiagaan mengharapkan kepada peserta apel segera meningkatkan kewaspadaan dan kesiap siagaan dengan memperhatikan fenomena alam supaya segera mengantisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam.
Sehingga dapat meminalisir korban jiwa maupun harta, selain itu kita semua sama sama berharap dan kita dapat berdoa kepada tuhan yang maha esa agar Jember yang kita cintai ini dihindarkan dari berbagai bencana alam dan bencana lainnya.
Bersamaan dengan apel kesiagaan ini saya menekankan kepada saklak PBP dan seluruh camat kepala desa dan kepala kelurahan serta instansi yang terkait dengan pengurangan bencana untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut : aktifkan posko penanggulangan bencana alam 24 jam di setiap tiap kesatuan pelaksanaan,lakukan inventarisasi disap siagaan personel dan persiapan peralatan serta sarana dan prasarana pendukung penannggulangan bencana alam, laksanakan pemantauan dan tedeksi dini serta segera lapor secepatnya kepada saklat PBP Kabupaten Jember jika terjadi bencana alam .
Mari kita cegah terjadinya bencana alam dengan menjaga dan melestarikan lingkungan kita masing masing.dan selanjutnya saklak PBP dan semua pihak yang terkait dengan upaya penanggulangan bencana alam saya ucapkan terima kasih disertai harapan mudah-mudahan apa yang telah di lakukan selama ini benar benar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus memberikan rasa aman dari ancaman bencana alam.

Mari kita memohon allah SWT agar masyarakat Kabupaten Jember yang kita cintai ini dihindarkan dan di jauhkan dari ancaman segala macam bencana terutama kewaspadaan semua pihak untuk dapatnya mengantisipasi apabila terjadi bencana yang datangnya seketika.






                                            Angkat Produk Lokal, Bangun Desa Wisata
Pemerintah Kabupetan Bojonegoro bakal menjadikan sejumlah desa di kecamatan-kecamatan menjadi desa wisata. Pencanangan desa wisata ini untuk mengangkat dan mempromosikan potensi yang ada di desa tersebut. “Sehingga produk-produk unggulan terangkat dan perekonomian masyarakat di desa dapat meningkat,” kata Bupati Suyoto ketika membuka Wood Fair 2010 di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota.

Menurut Suyoto, ada beberapa desa yang dicanangkan sebagai desa wisata. Yakni Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, yang memiliki potensi kerajinan kayu jati. Kemudian Desa Geneng, Kecamatan Margomulyo dengan produk unggulan kerajinan gambol (tunggak) Jati, dan Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, yang memproduksi beraneka ragam souvenir dan meubel.

“Dengan menjadikan desa wisata ini para wisatawan dapat berwisata sambil mengunjungi produk-produk unggulan disini,” sergahnya.

Selain produk unggulan dari kayu jati, ada sejumlah desa yang berpotensi sekali untuk dijadikan desa wisata agrobisnis maupun peternakan. Sebut saja, Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu dengan budidaya blimbing. Juga desa-desa di wilayah Kecamatan Sekar yang sekarang ini mulai menanami lahan pekarangnya dengan rambutan, matoa, dan durian.

“Kita juga tengah menyiapkan desa wisata khusus peternakan kambing maupun sapi. Untuk tempatnya akan kita pusatkan didaerah pinggiran hutan,” jelas Kang Yoto.

Menurutnya, dengan membangun desa wisata ini dipastikan menumbuhkan usaha baru di tingkat desa. Baik dibidang jasa maupun kegiatan lainnya dalam menunjang desa wisata tersebut. Sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran dan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Ini akan menguatkan ekonomi desa untuk menyangga perekonomian ditingkat kota. Sehingga tidak ada ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara perkotaan dan desa,” pungkasnya.

Yudhi Madjid, salah satu perajin Desa Sukorejo, sangat mendukung rencana pemerintah kabupaten untuk menjadikan desa-desa potensi sebagai desa wisata. Menurut dia, dengan cara ini produk unggulan yang ada dimasing-masing desa akan terangkat dan dikenal masyarakat luas.

“Saya harapkan pihak perbankan maupun swasta lainnya dapat mendukung rencana (Desa Wisata) ini sehingga produk unggulan Bojonegoro dapat terus berkembang,” sambungnya.



Buat Onar, Pria Ditusuk Hingga Tewas
Korban Sering Ganggu Tempat Usaha Pelaku


Tuban - Pria bernama Budianto ini akhirnya tewas setelah ditusuk Eko Sucahyono yang jengkel lantaran korban kerap menganggu tempat usahanya. Budianto yang berusia 29 tahun itu tewas dengan dua luka tusukan di punggung dan pinggangnya. Sebelum penusukan, korban terlibat keributan dengan pelaku. Keributan itu dipicu ulah korban yang kerap menganggu para pelanggan main play station milik pelaku. Lantaran tak terima tempat usahanya diganggu, pelaku mengusir korban. Namun korban mengajak pelaku adu mulut dan akhirnya adu fisik dengan pelaku. Dalam perkelahian itu, pelaku akhirnya menusuk korban dibagian punggung dan pinggang. Korban tersungkur dan tewas dilokasi kejadian. Korban menderita luka tusuk cukup parah dibagian punggung kiri.
Usai kejadian itu, pelaku langsung ditangkap di tempat usahanya. Sementara korban langsung dibawa ke RSUD Dr Kusma Tuban untuk diotopsi. Selain menangkap pelakunya, polisi juga mengamankan barang bukti berupa sebilah pisau berlumuran darah. Kini kasusnya masih dalam penyelidikan petugas Polres Tuban.



Bupati Serahkan Bantuan Jalin Kesra Secara Simbolis







Bupati Suyoto didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro Ny. Mahfudhoh Suyoto berkenan menyerahkan secara simbolis bantuan program jalan lain menuju kesejahteraan (Jalin Kesra) berbasis rumah tangga sangat miskin (RTSM) dibidang koperasi pada salah satu RTSM. Penyerahan bantuan itu dilaksanakan di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bojonegoro Jalan Patimura, Kamis (30/12/2010).

"Kami sangat mendukung sekali program dari Pemprop Jatim ini," kata Suyoto disela-sela menyerahkan bantuan.

Menurut dia, program jalin kesra berbasis RTSM ini dapat memberdayakan masyarakat miskin agar bisa mandiri dan meningkatkan ekonominya. Sebab dalam program ini para rumah tangga sasaran diberikan beragam alat produksi sesuai dengan kebutuhannya.

"Sehingga mereka dapat keluar dari pemrasalahannya sendiri," sergahnya.

Suyoto mengungkapkan, dari sekitar 500 ribu kepala keluarga (KK) di Kabupaten Bojonegoro, masih sekitar 128.981 KK yang masuk dalam katagori rumah tangga miskin. Rinciannya, sangat miskin mencapai 22.756 RTM, miskin 56.456 RTM dan hampir miskin mencapai 49.769 RTM.

"Mereka ini rata-rata tidak memiliki alat produksi yang mampu memangkat perekonomiannya," jelas Ketua DPW PAN Jatim ini.

Kerena itu dia berharap, bagi RTSM yang menjadi sasaran program Jalin Kesra ini dapat mengembangkan bantuan yang diberikan sebaik-baiknya sehingga dapat menopang ekonomi keluarga.

"Saya harpkan nantinya program ini bisa dilaksanakan di 27 Kecamatan yang ada disini sehingga jumlah RTSM terus berkurang setiap tahunnya," pungkasnya.

Fasilitator Kecamatan (FK) Program Jalin Kesra Berbasis RTSM, Kecamatan Dander, Sunandar HP menambahkan, bahwa program Jalin Kesra yang dilaskanakan Pemrop Jatim ini akan dilaksanakan hingga tahun 2013. Namun tahap pertama ini baru 3 Kecamatan yang menjadi sasaran. Yakni Kecamatan Dander, Baurno, dan Kanor.

"Rencananya program ini (Jalin Kesra Berbasis RTSM) nanti akan dilaksanakan di 27 kecamatan disini," sambung Sunandar.

Sekarang ini, kata dia, beberapa kecamatan mulai dilakukan pendataan untuk diusulkan ke Pemrop Jatim agar memperoleh program ini. Direncanakan, pelaksanaan program untuk data susulan itu akan dilakukan pada 2013 mendatang.

"Yang sekarang ini merupakan data tahun 2008 lalu," pungkasnya.






Menhut Bantu 100 KBR

Mentri Kehutanan (Menhut) RI, Zulkifli Hasan, berjanji tahun 2011 ini memberikan bantuan 100 kebun bibit rakyat (KBR) pada Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Bantuan ini untuk mendukung program Indonesia Hijau.

“Karena budaya menanam masyarakat Bojonegoro sudah tinggi kita akan menambah KBR disini,” kata Zulkifli Hasan, disela-sela gerakan penanaman satu milyar pohon di Desa Trembes, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, Rabu (05/01/2011).

Dijelaskan, KBR ini merupakan salah satu program kementrian kehutanan dalam membangun hutan hijau di Indonesia dengan melibatkan masyarakat dan unsure yang ada. Untuk program ini, masing-masing KBR nantinya akan memperoleh bantuan 50 ribu bibit. Selain mendapatkan bantuan bibit, setiap kelompok yang mengelola KBR ini juga akan mendapatkan bantuan biaya perawatan.

“Tapi jumlanya tidak banyak (anggaran perawatan). Nananti anggaran langsung diterimakan pada kelompok,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Bojonegoro Suyoto, menyambut baik dengan program KBR ini. Pasalnya, program tersebut dapat mencukupi kebutuhan bibit untuk lahan hutan maupun lahan rakyat yang masih kosong.

“Sekarang ini kita baru memiliki 40 KBR. Dengan tambahan ini berarti disetiap desa nantinya ada KBR,” sambung Kang Yoto.

Ditambahkan, sampai saat ini lahan hutan Negara yang masih kosong mencapai 7.700 ha. Sedangkan tanah kosong diluar kawasan hutan seluas 12.232 ha.

“Saya optimis dengan tambahan KBR ini akan mampu mengatasi lahan kosong disini,” pungkasnya.

Untuk mengatasi lahan kosong diwilayah Bojonegoro, pemkab telah melakukan beberapa program penghijauan bersama masyarakat, ormas dan lembaga sawsata. Diantaranya reboisasi lahan seluas 5069 ha di 7 KPH, diluar kawasan hutan sebanyak 251 ribu batang.

Selain itu, juga mendirikan posko penampungan bantuan bibit dari pihak swasta, gerakan menamam 1 milyar pohon dan perempuan menanam dalam program konservasi lingkungan berbasih hutan rakyat. Program ini dilaksanakan Pemkab BoJONEGORO



Kabupaten Rembang menerapkan perubahan jam kerja.

Mulai awal Januari 2011 Kabupaten Rembang menerapkan perubahan jam kerja. Dalam apel pagi tanggal 3 Januari 2011 yang dipimpin oleh Wakil Bupati Rembang H. Abdul Hafidz dan dihadiri seluruh kepala SKPD se-Kabupaten Rembang Wabup mengatakan Perubahan tersebut antara lain, untuk hari Senin s/d hari Kamis, masuk jam 07.00 WIB, dan Pulang Jam 15.30 WIB. Sedangkan untuk hari Jum’at masuk jam 07.00 WIB, dan pulang pada jam 11.00 WIB.
Wabup menjelaskan Penerapan lima hari kerja ini berdasarkan Peraturan Bupati Rembang nomor 38 tahun 2010 tentang pelaksanaan uji coba penerapan 5 (lima) hari kerja pada Perangkat Daerah Kabupaten Rembang yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011. Hal lain yang sangat penting dan perlu diperhatikan dalam pelaksanaan uji coba lima hari kerja adalah, peningkatan kualitas pelayanan publik, termasuk pelayanan kepada masyarakat jangan sampai terganggu namun harus semakin di tingkatkan.
Selain itu Wabup menegaskan Kepada jajaran SKPD yang terkait langsung dengan unit pelayanan kepada masyarakat, seperti KPPT, Dindukcapil harus tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat pada hari sabtu dengan memberlakukan sistem piket. Sedangkan untuk unit kerja tertentu harus tetap memberikan pelayanan 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu seperti Rumah Sakit, Pemadam Kebakaran dan lain sebagainya.
Wabup berharap pada pelaksanaan lima hari kerja ini dapat berjalan dengan baik, dan seluruh indikator-indikator yang menjadi penilaian evaluasi dapat meningkat, sehingga dapat melanjutkan pelaksanaan lima hari kerja tersebut pada bulan dan tahun selanjutnya.

Anggarkan 100 M Untuk Perbaikan Jalan

Pemerintah Kabupaten Rembang menganggarkan dana ratusan juta untuk memperbaiki sejumlah ruas jalan yang rusak. Dijadwalkan akhir 2014 seluruh ruas jalan rusak selesai direhabilitasi yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian pemerintah daerah dan masyarakat.
Kepala Dinas Pekerjaaan Umum Kabupaten Rembang Mujoko melalui Kepala Bidang Bina Marga Rahardjo menyampaikan, Alokasi dana pelebaran dan peningkatan mutu jalan melalui sistem multi years atau setiap tahun dialokasikan. Mencapai angka 100 miliar rupiah, terbagi dalam empat tahun anggaran, sampai dengan tahun 2014.
Menurut Rahardjo, dengan perbaikan bertahap diharapkan pada akhir tahun 2014 nanti seluruh jalan kabupaten, kecamatan dan desa menjadi lebih baik. Pekerjaan dimulai tahun ini menurut jadwal yang telah disusun.
Disebutkan Kepala Bidang Bina Marga Rahardjo, ruas jalan yang diperbaiki diantaranya ruas jalan Pandangan – Gandrirojo – Sedan – Karas dan ruas jalan Sarang – Sedan. Yakni Jalan yang sempat digunakan sebagai jalur alternative saat jalur Pantura Sluke-Sarang macet total akhir tahun kemarin, akibatnya beberapa ruas jalan rusak karena dilewati armada bertonase besar.
Rahardjo menambahkan, bila alur Pandangan – Sedan dan Sarang – Sedan sudah dilebarkan, akan mendukung pengoperasian pelabuhan umum nasional maupun rencana berdirinya pabrik semen di sekitar Sale dan Gunem.



                     

 

                    Mantapkan Sinergi Dengan Mitra Kerja




Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Nganjuk bertekad untuk memantapkan sinergi dengan mitra kerja untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Demikian yang disampaikan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Nganjuk Ana Sumarlan dalam acara Tasyakuran HUT Ke-11 DWP Kabupaten Nganjuk yang digelar di Ruang Rapat Anjuk ladang Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada Kamis, 6 Januari 2011.

Selain para pengurus dan anggotanya acara tersebut dihadiri oleh penasehat DWP Nganjuk Ny Nur Abidah Abdul Wachid Badrus, Sekretaris Daerah Drs Sumarlan, MSi, Asisten Administrasi Umum, Inspektur Daerah, Camat Nganjuk dan Kabag Umum Setda Kab Nganjuk.

Ana Sumarlan dalam sabutannya yang membacakan sambutan Ketua Dharma Wanita Persatuan Pusat menyatakan bahwa sejak tahun 1999 pada saat Munaslub Dharma Wanita, telah disepakati organisasi yang semula bernama Dharma Wanita menjadi Dharma Wanita Persatuan (DWP). Sudah 11 tahun lamanya, organisasi kemasyarakatan ini turut berkiprah mengambil bagian dalam upaya membangun bangsa, khususnya kaum perempuan dan anak. Berbagai macam kegiatan dilakukan baik untuk meningkatkan wawasan maupun kerja nyata yang dirasakan manfaatnya oleh anggota dan keluarga, serta masyarakat sekitar sampai pada akar rumput.

Kita sama-sama menyadari bahwa selama 11 (sebelas) tahun menjalankan roda organisasi tidaklah mudah, banyak suka dan duka dialami dalam mengayomi anggota DWP yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, namun suka dan duka tersebut justru membuat Dharma Wanita Persatuan semakin dewasa dan solid mempersatukan istri-istri PNS yang berada di tingkat Pusat sampai ke daerah wilayah Republik Indonesia.

Para pengurus disemua tingkatan dengan semangat yang tinggi berjuang mempertahankan agar Dharma Wanita Persatuan tetap eksis dan diakui keberadaanya ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Untuk meningkatkan kegiatan yang berkualitas, diupayakan menyusun program kerja yang efisien dan efektif sesuai kebutuhan anggota dan kondisi setempat, khususnya kegiatan untuk kaum perempuan dan anak.

Menurut Ana Apabila kita melihat kemasa depan, tugas bangsa adalah membangun masyarakat sejahtera, berarti kita semua mempunyai kewajiban dan tanggungjawab di bidangnya masing-masing. Untuk menyatukan visi dan misi dalam pencapaian masyarakat sejahtera, telah disepakati bersama antara Perserikatan Bangsa-bangsa dangan 182 negara anggota PBB. Untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri dari 8 (delapan) butir yaitu; 1) Eradikasi kemiskinan dan kelaparan 2) Pendidikan 3) Gender 4) Penurunan angka kematian anak 5) Penurunan angka kematian ibu 6) Terhindarnya dari penyakit menular (TBC, malaria, dan HIV/AIDs) 7) Lingkungan, dan 8) Mitra kerja

Kedelapan butir MDGs tersebut ditetapkan sebagai indikator untuk pencapaian target yang harus direalisasikan oleh setiap negara anggota pada tahun 2015. Kalau kita perhatikan lebih seksama butir-butir MDGs, terlihat adanya tekad atau keinginan untuk membangun manusia yang berkualitas; sumber daya manusia yang berkualitas perlu dicapai agar negara kita mempunyai masyarakat atau penduduk yang diakui sebagai aset bangsa bukan sebagai beban bangsa. Untuk itu diperlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat dengan langkah yang tepat.

“Tujuan Pembangunan Millenium Goals (MDGs) pada hakekatnya adalah merupakan sebuah terobosan untuk memutus lingkaran kemiskinan bangsa, agar terwujud masyarakat madani yang sejahtera. Dalam hal ini diperlukan sebagai 2 (dua) daya ungkit yaitu, gizi (pengertian tentang nutrisi ) dan sosok ibu. Dari seorang perempuan lahir generasi penerus yang akan menjadi generasi muda yang tangguh dan berkualitas. Oleh karena itu perlu disadari peran serta posisi strategis seorang perempuan selaku aset pembangunan untuk mengubah prilaku bangsa menjadi sumber daya manusia yang lebih baik dan berkualitas. Ini memerlukan suatu langkah nyata untuk memaksimalkan pemberdayaan perempuan dan peningkatan kualitas perempuan.” lamjutnya.

Ana menegaskan bahwa Dalam era tehnologi tinggi saat ini, perempuan pun perlu diperkenalkan kepada dunia hi-tech; kemudahan teknologi dapat menjadi salah satu pendorong untuk menambah daya ungkit perempuan di dalam lingkup lingkungan yang lebih luas, di luar lingkungan keluarga. Penguasaan tehnologi yang baik, secara intuitif perempuan akan menggabungkan hi-tech dengan hi-touch dimana touch atau sentuhan adalah salah satu karakter terkuat dalam kepribadian perempuan untuk menghadapi berbagai tugas yang dijalankannya.

Intuisi yang tajam dapat digunakan untuk mengembangkan diri dan merubah tantangan menjadi keuntungan dan kesempatan atau peluang bagi dirinya.

Hal ini adalah langkah nyata yang diambil oleh Dharma Wanita Persatuan untuk menambah daya ungkit dalam mewujudkan impian menjadi pembawa inspirasi dan perubahan. ”Perempuan, dengan membuka hati, kita buka pintu dunia”

Mengakhiri sambutannya Ana berharap, ”Melalui HUT ke 11, Dharma Wanita Persatuan bersinergi dengan mitra kerja menjadi inspirasi pembaharuan” sangatlah tepat untuk mencapai target kuantitatif Tujuan Pembangunan Millenium dalam jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang di Indonesia bahkan diseluruh dunia. Agar maksud tersebut dapat tercapai, maka seluruh pemangku kepentingan dituntut untuk berpartisipasi aktif, berkolaborasi, dan bersinergi dengan berbagai pihak secara harmonis.

Dalam ruang lingkup nasional perlu diingat bahwa kesejahteraan masyarakat dapat terwujud, apabila dilakukan gerakan intervensi yang pada akhirnya dapat memutus rantai lingkaran kemiskinan. Hal ini dapat terlaksana, apabila partisipasi aktif masyarakat madani telah disadari dan menjadi suatu hal yang mutlak yang tidak dapat dielakkan atau ditunda. Dharma Wanita Persatuan dapat saling berbagi pengetahuan untuk mencetuskan, menggerakkan, membagi dan memberikan inspirasi melalui gerakan-gerakan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Sebagai penggerak Dharma Wanita Persatuan menambah daya ungkit perempuan untuk mewujudkan impian dirinya menjadi pembawa inspirasi dalam mencerdaskan bangsa menuju kesejahteraan.

Sementara itu Nur Abidah mewakili Ketua Penasehat Ita Taufiqurrahman menyampaikan pesan kepada para anggota dan pengurus DWP Kabupaten Nganjuk untuk senantiasa menjadi bekerja sama dengan instansi terkait untuk meraih apa yang telah ditetapkan.

Sedangkan Sekretaris Daerah Kabupaten Nganjuk, Sumarlan, menegaskan bahwa ada beberapa hal penting kiprah DWP di Indonesia, antara lain DWP dan mitra kerjanya Korpri ketika orde baru, organisasi ini penuh intervensi dengan kepentingan politik, namun setelah orde reformasi berhasil menunjukkan jati dirinya masing-masing dan mampu bekerjasama terlepas dari kepentingan politik praktis. Dalam meningkatkan kinerjanya DWP dan Korpri memperkuat sinergi dalam berbagai bidang untuk turut serta mensukseskan kesejahtaraan anggotanya.

“Ke depan mudah-mudahan kerjasama yang telah terjalin selama ini akan semakin mantap agar sinergitas dan netralitas DWP-KORPRI tetap terjaga untuk tetap berpartisipasi dalam pembangunan nasional” tandas Sumarlan.

Acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah lomba cerdas cermat dan fashion show dalam rangka HUT Ke-11 DWP serta pemberian cinderamata kepada mantan ketua DWP SKPD di Pemkab Nganjuk.