SELAMAT DATANG DI BLOGER KORAN MINGGUAN METRO X-TRIM PANCEN TENAN TABLOIDE WONG JAWA TIMUR NYEL

Minggu, 13 Maret 2011

Kisah Hidup Pak TANGSI Yang Merelakan Tanahnya Untuk Pemberdayaan Sosial

“ BERHARAP IMBALAN YANG ABADI “
Kisah Hidup Pak TANGSI Yang Merelakan Tanahnya Untuk Pemberdayaan Sosial

Wakaf adalah salah satu bentuk instrumen ekonomi Islam yang unik yang didasarkan pada unsur Kebajikan ( Birr ),  Kebaikan ( Ihsan ) dan Persaudaraan             ( Ukhuwah ). Ketika Wakaf ditunaikan terjadi pergeseran kepemilikan pribadi menuju kepemilikan Alloh SWT yang diharapkan abadi & memberi manfaat secara berkelanjutan. Terjadinya proses distribusi manfaat bagi masyarakat secara luas dari manfaat pribadi ( private benefit )  menuju manfaat sosial ( social benefit ). Dalam perspektif Islam, wakaf keagamaan sama pentingnya dengan wakaf pemberdayaan sosial.




Adalah Pak TANGSI, seorang petani dari Desa Bareng Kecamatan Sekar yang lahir pada tanggal 15 Juni 1942 merelakan tanahnya seluas 250 M2 guna kepentingan pembangunan jalan ( Rabat Beton ) yang bermanfaat bagi masyarakat luas di lingkungan Dusun Krajan Desa Bareng. Sudah mampukah dia ? sehingga mau mewaqafkan tanahnya untuk kepentingan sosial dan pemberdayaan masyarakat? Tentu suatu pertanyaan yang menarik untuk kita simak jawabannya………..

Pak TANGSI adalah sosok petani yang bersahaja,  hidupnya tergantung dari hasil pertanian di tanah seluas ± 0,5 Ha dengan hasil satu  musim  tanam  2 ( dua )  Ton  padi  dan 3 ( tiga ) Ton jagung,  ditambah kepemilikan 4 ekor sapi, 1 ekor kambing serta 5  ekor  ayam,  sehingga  pendapatan per bulan diperkirakan sebesar  Rp. 600.000,- ( enam  ratus ribu rupiah ).  Dengan tanggungan keluarga seorang istri , 7 orang anak , 3 orang cucu ditambah ibunya, praktis kehidupan perekonomian pak TANGSI dapat dikategorikan dalam keluarga miskin.
Gambaran hidup penuh kesederhanaan yang dialami Pak TANGSI dan keluarganya ternyata tidak menghapuskan jiwa dan semangat untuk tetap bermanfaat bagi sesama, ikhlas menyumbangkan sebagian harta tanpa menuntut imbalan apapun atas jerih payahnya. Pada sekitar tahun 2003, Pak Tangsi membuat 2 unit sumur dengan biaya sendiri di tanah miliknya untuk dimanfaatkan masyarakat di sekitar lingkungan rumahnya sampai dengan saat ini. Tidak puas dengan itu , baru – baru ini                   Pemerintah Desa Bareng melaksanakan pembangunan jalan rabat beton dan jembatan dari Dana PNPM Mandiri Perdesaan TA. 2010 yang melewati sawah milik  Pak TANGSI sepanjang 100 M dengan lebar 2,5 M.

Lagi – lagi tanpa mengharap imbalan apapun, Pak TANGSI mewaqafkan tanah miliknya untuk kepentingan masyarakat luas. Belum lagi kontribusi yang telah disumbangkannya kepada ketentraman dan ketertiban masyarakat desa sebagai Anggota Hansip / Linmas sejak Tahun 1960 sampai dengan 1999 ( ± 39 Tahun ). Sungguh suatu pengorbanan yang patut kita Tauladani.

Muncul dalam benak kita bersama, Kenapa Bisa Demikian? Ada falsafah hidup sederhana yang terus dipegang dan diamalkan Pak TANGSI yaitu “ TIYANG GESANG NGANTOS DUMUGI PATI, INGKANG DIPUN BETAHAKEN ANAMUNG DALAN “. Secara   sederhana   diartikan   Beliau   menjadi : “  Bahwa   orang  hidup  pasti  berjalan ( bekerja, berusaha, berikhtiar ) dan pasti membutuhkan jalan ( sarana berusaha / pekerjaan ), apabila kita gemar memberikan jalan kepada sesama maka Alloh SWT akan memberikan petunjuk kepada kita. Jalan kebenaran yang dapat kita lalui menuju keabadian disisiNya “. Sederhana tetapi bermakna sangat dalam.

Pada tanggal 17 Agustus 1951, Dr. Muhammad Natsir pernah menulis suatu artikel sebagai suatu bentuk kekhawatiran terhadap Kondisi Sosial yaitu “ Jangan Berhenti Tangan Mendayung, Nanti Arus Membawa Hanyut “. Tulisan ini sebagai kritik terhadap gejala masyarakat pada saat itu ( Pasca Perjuangan Kemerdekaan ) yang cepat merasa puas dalam berjuang dan suka menuntut imbalan atas jerih payahnya. Dengan tetap hidupnya falsafah dan semangat Pak TANGSI , niscaya Negara ini tidak akan lagi kehabisan pejuang,yang rela mengorbankan apa yang dimiliki termasuk jiwanya bagi kepentingan sesama , bangsa dan negara Indonesia tercinta. Semoga Alloh SWT meridhloi pengabdian dan pengorbanan Pak TANGSI……………
amin ya robbal alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar