
Dia mencontohkan, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan maupun perekrutan tenaga kerja.
”Semua masih jauh dari harapan. Jangankan merekrut tenaga kerja, memberikan bantuan saja sepertinya owel (sulit),” sergahnya.
Padahal, kata dia, di Desa Sudu, masuk wilayah pengembangan Sumur Minyak Banyuurip, Blok Cepu. Di Desa ini sedikitnya ada seluas 71 hektar lahan bakal dibebaskan MCL. Namun dari jumlah itu baru sekitar 21 hektar yang dibebaskan. Berarti, masih sekitar 51 hektar lahan yang belum terbebaskan untuk memenuhi terget yang direncanakan.
”Seharusnya desa ini juga mendapat prioritas dari operator. Sebab desa ini masuk dalam wilayah pengembangan,” tegasnya.
Kepala Desa Sudu, Kecamatan Kalitidu, Abdul Manan, membenarkan apa yang disampaikan warganya. Menurut dia, MCL masih minim sekali memperhatikan desa Sudu. Baik dari segi pembangunan Infrstruktur maupun prekrutan tenaga kerja.
“Padahal saya selalu memberikan pelayanan mudah kepada MCL dalam membebaskan lahan milik warga Sudu. Namun, hingga saat ini MCL belum memberikan imbal balik yang berarti bagi desa Sudu. Bahkan, desa Sudu seakan-akan dianak tirikan,”terang Abdul.
Karena itu dia meminta, agar MCL menunjukkan tanggungjawabnya pada desa-desa yang masuk dalam pengembangan Lapangan Minyak Banyuuruip, khususnya Desa Sudu. Sebab di desa ini masih banyak sarana maupun prasarana yang belum tersentuh. Seperti bidang Pendidikan dan pembangunan Infrastruktur jalan poros desa yang menghubungkan antara desa Sudu ke desa Manukan Kecamatan Kalitidu.
”Padahal kondisi SDN II Sudu gedungnya sangat memprihatinkan dan perlu segera ada perhatian Pemerintah dan MCL. Sebab bila tak segara diperbaiki bila musim penghujan seperti akan sangat membahayakan murid dan siswa,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar